Burung Gereja memiliki ukuran kurang lebih 12.5 - 14 sentimeter, di eropa sulit dibedakan dengan Burung Pipit Rumah (House
Sparrow ). Burung Gereja dapat dibedakan dengan melihat kepala dan
tengkuknya yang berwarna kecoklatan dan warna hitam di sekitar muka,
warna hitam yang berbentuk tiga segi pada pipinya yang putih, serta
jalur kembar yang sempit dan yang berwarna putih pada sayapnya, Ukuran
burung ini juga lebih kecil dan gerakan yang lebih dinamis. Warna
paruhnya dapat berubah-ubah sesuai dengan musim, coklat pada musin hujan
dan hitam pekat pada musin panas. Dagu dan lehernya hitam. Kakinya
coklat pucat.
Bentuk burung jantan dan betina hampir sama, sedangkan anak burung
gereja, walaupun masih di dalam sarang, juga amat serupa dengan ibu
bapanya. Bagaimanapun, warnanya lebih pucat, dan corak muka anak burung
tidak begitu ketara. Warna bagian dada dan perutnya lebih berwarna kecoklatan.
Suara Burung Gereja lebih monoton namun pada saat bertarung akan
melantunkan suara yang baik untuk menjadi isian bagi burung lomba karena
disuarakan dengan jelas, enak di dengar dan dibawakan dengan nada yang
panjang.
Habitat
Burung
gereja biasanya hidup dalam satu koloni, burung gereja pohon (Passer
Montanus) bersarang di dalam liang. Burung gereja coklat kemerahan (P.
Eminibey) terkenal sering mengambil alih sarang burung gereja lain dan
burung manyar. Burung gereja sejati (P. Domesticus) yang biasa kita
lihat, biasa bersarang di atap gedung dan perumahan.
Perilaku dalam Perkawinan
Pada burung
gereja pohon Peragaan percumbuan menjelang perkawinan burung gereja
adalah dengan sang jantan menawarkan tempat bersarang bagi sang betina.
Sang jantan akan bercicit terus menerus disekitar sang betina sambil
memperagakan tarian dengan membuka sayap dan berusaha memberikan makan
yang dibawa oleh sang jantan. Terkadang sang betina yang tidak menyukai
pasangan jantan akan marah sehingga akan timbul pertarungan yang
biasanya tidak sampai saling melukai. Perebutan betina oleh Burung
gereja jantan juga menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan. Betina
yang terpikat akan datang dan menengok sarang yang telah dipersiapkan
oleh jantan, dan bila dia merasa puas atau nyaman dengan sarang yang
dibuat sang jantan maka pasangan itupun akan melakukan perkawinan.
Pada burung gereja sejati (P. Domesticcus) yang kerap dapat kira jumpai
di sekitar lingkungan kita. Jika diamati dengan seksama, burung gereja
sejati akan membentuk seperti pagar betis, beberapa jantan akan berusaha
untuk menarik perhatian dari seekor betina. Kemudian mereka akan
bersama-sama hinggap pada pucuk pohon atau rumpun atau kabel , lalu para
gereja jantan akan bercicit dengan penuh semangat dan mengembangkan
sayapnya sebelum melangsungkan perkawinan. Betina kemudian akan di
kawini oleh beberapa jantan secara bergiliran secara bergantian dalam
waktu yang relatif singkat. Burung gereja memang burung polygami,
sehingga kita terkadang akan menemukan satu sangkar yang berisi satu
betina dengan beberapa penjantan.
Burung gereja saat ini merupakan salah satu burung pemaster yang gaya
suara bertarungnya menjadi pilihan bagi penghobiest burung, khususnya
burung branjangan, Anis Kembang dan burung jenis lainnya. Burung gereja
yang dirawat oleh manusia dari kecil sampai dewasa akan memberikan satu
nuansa alami bagi perawatnya sekaligus menjadi burung master bagi burung
lomba atau burung lainnya.
burunglokal.blogspot.com/2011/11/burung-gereja.html
berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar